DETIK1NEWS.ID||BANDUNG – Suasana perayaan malam pergantian taun baru Imlek 2025 atau 2576 Kongzili di Vihara Dharma Ramsi yg berada di Gg. Ibu Aisah No.18 9A, Cibadak, Kec. Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 40241 penuh sukaria dan begitu khikmat.Orang-orang sudah mulai berdatangan sejak pukul 19.00 untuk merayakan malam pergantian tahun baru Imlek serta ngadakan ritual berdoa dan sembahyang.
Lonceng pergantian tahun bergaung pada pukul 11.15 WIB.Menurut salah satu nara sumber aktivis Vihara Dharma Ramsi Chandra bahwa setiap tahun berbeda2 waktu pergantian tahun tidak pernah sama karena ada hitungannya.
” Di kita pergantian tahun itu selalu berbeda tidak berpatok pada pukul sebelas malam tetapi ada hitungannya, yaaa kalau di islam semacam hilal” Ujar Chandra
Chandra juga memperkenalkan tradisi tradisi leluhurnya seperti di Vihara Dharma Ramsi yang disini setiap perayaan Imlek selalu menyediakan bubur kacang hijau dan bubur ketam hitam.
“Disini setiap perayaan Imlek selalu menyediakan bubur kacang hijau dan bubur ketan hitam, hanya makanan itu tidak menerima sumbangan makanan apapun” jelas Chandra.
Karena bubur kacang hijau serta bubur ketan hitam menurut beliau ada makna filosofinya yaitu sebuah kemakmuran arti dari bubur kacangnya dan keguyuban arti dari bubur ketan.
Bulan 7 Imlek merupakan bulan penuh sukacita, bulan berbakti dan bulan penuh berkah.Vihara Dharma Ramsi sendiri pada bulan 7 Imlek telah membagikan beras sampai 4 ton dikemas dalam kantong 5 kg kepada warga sekitarnya yang membutuhkan..
Tradisi lainnya di Tionghoa pada saat pergantian tahun baru tidak diperkenankan bersih – bersih seperti mencuci baju, ngepel, menyapu dll seharian penuh.
“Kenapa seperti itu jadi dianggapnya segala sesuatu itu bukan dianggap sesuatu yang buruk jadi sampahpun kita ga boleh sapu dulu tapi menjelang Imlek bebersihna edan-edanan” tambah Candra
Maknanya memasuki tahun baru semua harus bersih tradisinya memasuki tahun baru memakai baju baru, tidak boleh ada cermin yang pecah di rumah, gelas songklek pun tidak boleh diluar harus disimpan, semangat baru.
Mengupas budaya angpau menurut Chandra orang yang lebih tua atau sudah berkeluarga memberi kepada yang lebih muda,
“Orang yang sudah menikah itu minimal lebih maju dibanding dengan mereka, jadi seperti kita bantu modal atau bagi bagi rejekilah” Ujarnya.
Chandra sendiri sempat vacum 5 tahun dan sekarang mulai aktif lagi dan program dari Chandra saat ini di bulan puasa akan adakan bugi – bagi tajil yang sudah dikemas dalam cup, dan bila memungkinkan biayanya akan mengadakan buka bersama
“Program saya untuk setiap bulan puasa satu kali atau dua kali bagi takjil didepan dan bila memungkinkan waktu dan biayanya saya pengen ngadain lagi satu acara disini buka bersama seperti tahun- tahun lalu tahun 2018 ya kita bikin buka bersama 500 paket itu yang kerjanya cuma 3 orang tapi kita kerjasama dengan kampung toleransi” tambah Chandra. **Andi Setiawan
