JAKARTA
Direktur Eksekutif Centre of Study Plantation and Culture Indonesia (CeSPLAC Indonesia), Dr. Christian Orchard Perangin-Angin, SH., MKn., CLA., CCD, memberikan tanggapan mendalam terhadap pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut kelapa sawit sebagai aset negara dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) pada 30 Desember 2024 lalu.
Dalam siaran persnya, Kamis (16/1), Christian menyatakan bahwa pernyataan tersebut harus ditafsirkan melalui hermeneutika sebagai seruan untuk membangkitkan kedaulatan dan marwah bangsa Indonesia.
Menurut Christian, hermeneutika, yang berasal dari bahasa Yunani hermeneuein dan berarti menafsirkan, memberi pemahaman, atau menerjemahkan, sangat relevan dalam menyelesaikan polemik yang berkembang.
Sejumlah pihak mengkritik pernyataan Presiden Prabowo dengan menyebut bahwa ekspansi kelapa sawit telah menyebabkan deforestasi besar-besaran selama dua dekade terakhir, termasuk hilangnya 30 hektar hutan pada tahun 2023 akibat perluasan perkebunan sawit.
Namun, Christian menegaskan bahwa pernyataan tersebut bukanlah variabel independen, melainkan seruan strategis yang bertujuan melindungi kelapa sawit sebagai komoditas strategis bangsa.
“Pernyataan Prabowo bukan sekadar opini, melainkan ajakan untuk membangkitkan kedaulatan bangsa yang selama ini terjajah oleh kekuatan ekonomi global,” ujar Christian.
Christian juga menyoroti keberanian Prabowo dalam menghadapi tekanan internasional, khususnya regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang membatasi produk kelapa sawit Indonesia.
Menurutnya, kelapa sawit memiliki peran penting dalam memastikan swasembada pangan dan energi, termasuk pengembangan industri B-40 dan B-50.
Di tengah pro dan kontra terkait kelapa sawit, Christian menyerukan agar semua pihak fokus pada solusi konstruktif.
“Daripada terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif, lebih baik para ahli memberikan masukan positif untuk mewujudkan perlindungan kelapa sawit yang pro rakyat,” katanya.
Ia juga mendorong percepatan program peremajaan sawit rakyat secara masif serta penguatan regulasi perlindungan industri kelapa sawit agar dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Indonesia.
“Salut untuk Presiden Prabowo yang berani mengembalikan marwah bangsa Indonesia di tengah penjajahan ekonomi kapitalis,” tutupnya.(AVID/rel)