Lhokseumawe, 1 September 2024- Misfakhrul, mahasiswa Ilmu Politik Universitas Malikussaleh, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie untuk segera bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di Dasar Aliran Sungai (DAS) Tangse. Kerusakan ini diduga kuat disebabkan oleh pengambilan material secara besar-besaran untuk pembangunan proyek Bendungan Rukoh.
Dalam pernyataannya, Misfakhrul menegaskan bahwa eksploitasi material Di Dasar aliran sungai (DAS),Tangse telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Pengambilan material secara masif tanpa memperhatikan dampak jangka panjangnya telah mengakibatkan degradasi lingkungan yang parah, yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar.
Ia menyatakan bahwa tindakan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali ini dapat menimbulkan bencana ekologis yang serius jika tidak segera ditangani.
“Kami mendesak Pemkab Pidie untuk segera bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di DAS Tangse. Proyek Bendungan Rukoh seharusnya tidak menjadi alasan untuk merusak lingkungan yang sudah lama menjadi penopang kehidupan masyarakat di wilayah ini. Pemkab Pidie harus mengambil langkah-langkah konkret untuk memulihkan kondisi DAS Tangse dan memastikan bahwa eksploitasi semacam ini tidak terjadi lagi di masa depan,” ujarnya.
Misfakhrul juga menyoroti kurangnya transparansi dan pengawasan dalam pelaksanaan proyek tersebut. Menurutnya, proyek pembangunan harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Jika tidak, kerusakan yang lebih besar dapat terjadi dan masyarakat yang akan menanggung dampaknya.
Ia juga mendesak pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses pengambilan material yang telah dilakukan serta menuntut adanya tindakan pemulihan dan rehabilitasi lingkungan di kawasan yang terdampak.
Sebab, berdasarkan undang undang nomor 7 Tahun 2004 Membahas pengelolaan sumber daya Air berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum , keterpaduan dan keserasian , keadilan, kemandirian, tranparansi dan akuntabilitas
Sebagai mahasiswa yang peduli terhadap isu lingkungan, Misfakhrul menegaskan pentingnya keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan pelestarian lingkungan. Ia berharap Pemkab Pidie dapat segera bertindak cepat untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi dan mengutamakan kepentingan masyarakat serta kelestarian lingkungan dan memastikan bahwa proyek pembangunan yang sedang berlangsung tidak mengabaikan aspek lingkungan dan keberlanjutan.
*Tentang Misfakhrul:* Misfakhrul adalah mahasiswa Ilmu Politik di Universitas Malikussaleh yang dikenal vokal dalam isu-isu sosial dan lingkungan. Ia aktif dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam perlindungan lingkungan di Aceh.